Sosok Tangan Emas Allah (Menjadi Kaya dengan Matematika Allah)
مَثَلُ الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَهُمۡ
فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنۡۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِىۡ كُلِّ
سُنۡۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍؕ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنۡ يَّشَآءُ ؕ وَاللّٰهُ
وَاسِعٌ عَلِيۡمٌ
Perumpamaan orang yang
menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan
tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi
siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.
(QS:
Al-Baqarah: 261)
Dewasa
ini banyak sekali deretan orang sukses yang menjadi inspirasi banyak orang. Misalnya
saja seperti: Jack Ma, Bill Gates, Mark Zuckerberg dan masih banyak lagi. Tapi pernahkah
kita terpikirkan bahwa banyak tokoh-tokoh islam yang lebih sukses. Bahkan mereka
tidak hanya mampu menggenggam dunia, namun juga mengguncang langit dengan
amalan-amalan hebatnya.
Rasulullah
S.A.W adalah sosok guru yang penuh dengan kebaikan dan teladan. Terbukti bahwa
Rasulullah tidak hanya sukses membina diri dan keluarga, namun ia juga sanggup
membina murid-muridnya yang biasa dipanggil dengan sebutan sahabat. Bukan hanya
Rasulullah, di dalam diri para sahabat juga terdapat banyak amalan yang dapat
kita jadikan sebagai pembelajaran dan teladan. Salah satunya adalah Abdurrahman
bin Auf.
Dari
sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, Abdurrahman bin Auf termasuk ke
dalamnya, karena Beliau merupakan sepuluh dari Assabiqul Awalun (orang-orang
yang pertama kali memeluk Islam). Terlahir dari salah
satu kabilah yang mulia yakni Zuhrah bin Kilab, pada tahun ke sepeluh pasca
tahun gajah. Ayahnya bernama Auf bin Abdul Harits dan ibunya bernama
Asy-Syifa’, keduanya berasal dari kabilah Zuhrah bin Kilab.
Nama Abdurrahman bin Auf sendiri bukanlah nama aslinya melainkan
pemberian dari Rasulullah S.A.W. Nama pemberian orangtuanya yang sebenarnya
adalah Abdul Harits, namun
dikenal juga sebagai Abdul Amrin ataupun sebagai Abdul Ka’bah. Dengan demikian
nama lengkap setelah memeluk islam adalah Abdurrahman Bin Auf bin Abdul Harits
bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luayyi Al-Quraisy Az-Zuhri.
Melalui didikan keluarga dan Rasulullah, Abdurrahman bin Auf
tumbuh menjadi sosok yang sukses. Kesuksesannya tidak hanya dari segi akhirat,
ia juga berhasil menundukkan dunianya. Bahkan harta kekayaan beliau semasa
hidup sudah mencapai Rp
141,750,000,000 dan harta setelah meninggal mencapai Rp 600 Milyar. Semua itu
belum termasuk dengan sedekah-sedekah yang ia keluarkan di luar catatan
sejarah.
Dari sekian banyak prestasi yang dimiliki oleh
Abdurrahman bin Auf, penulis mencoba merangkumnya menjadi kiat-kiat sukses ala
Abdurrahman bin Auf, diantaranya:
1.
Kekohan Tauhid
Tidak ada kalimat yang lebih baik dari pada kalimat
tauhid. Sebuah kalimat yang mampu mengguncang bumi dan langit. Sejak memutuskan
masuk islam, ia berusaha semaksimal mungkin menjaga ketauhidannya. Tidak ada
lagi yang lebih ia cintai selain Allah dan Rasulullah. Bahkan ia turut aktif
dalam setiap peperangan dan juga tak segan-segan mengeluarkan banyak hartanya
untuk perjuangan islam. Mulai dari pembebasan budak, sedekah, pembelian tanah
untuk istri rasulullah dan masih banyak lagi.
Kedermawanannya pun tidak diragukan lagi, bahkan ia
selalu sigap mengeluarkan hartanya tanpa ragu-ragu untuk perjuangan islam. Ia selalu
yakin bahwa siapapun yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya,
seperti yang tertulis di dalam Al-Qur’an. (QS:Muhammad(47) ayat 7
2.
Jujur
Prinsip kerja dari Abdurrahman bin Auf adalah
kejujuran. Beliau tidak pernah menjual barang-barang rusak apalagi sampai
mengurangi timbangan. Berbeda dengan sistim dagang komunitas lain, Abdurrahman
bin Auf selalu menambahkan timbangannya beberapa butir atau beberapa ons
sebagai bentuk sedekahnya dan bonus untuk pelanggannya. Dari situ ia mulai
mendapat banyak pelanggan, walalupun untungnya tidak begitu banyak. Namun ia
selalu percaya bahwa Allah menjamin setiap rezeki hamba-Nya, tinggal bagaimana
cara kita menjemput rezeki itu.
3.
Mandiri
Ketika perintah hijrah telah di tetapkan, semua
orang pun pergi meninggalkan Makkah tanpa membawa harta benda. Sebagai gantinya
Rasulullah memasangkan orang-orang Muhajirin dan Anshar. Saat Abdurrahman bin
Auf di saudarakan dengan salah satu penduduk anshar, ia menolak secara lembut
semua penawaran yang diberikan untuknya. Mulai dari istri, rumah, dan
perniagaan lainnya. Namun ia justru meminta agar ditunjukkan lokasi pasar. Abdurrahman
bin Auf memulai bisnis barunya dengan berjualan di Madinah, dan ia pun kembali
mendapatkan hartanya. Ia berusaha untuk tidak menjadi beban siapapun sekalipun
keluarga atau saudaranya.
4.
Memudahkan Jalan
Orang Lain
Allah
S.W.T berfirman dalam sebuah hadits: Barang siapa yang memudahkan urusan orang
lain, maka Allah akan memudahkan urusannya. Abdurrahman bin Auf pun
menerapkannya. Ketika umat islam sedang dalam kondisi kesusahan, ia segera maju
ke depan untuk menawarkan bantuan. Singkat cerita saat kaum muslimin mengalami
gagal panen karena banyak kurma yang busuk, Abdurrahman bin Auf segera membeli
seluruh kurma itu dengan harga normal. Tak lama kemudian, seorang raja dating untuk
membeli kurma busuk sebagai obat untuk rakyatnya dengan harga 7 kali lipat. Seketika
itu pula harta Abdurrahman bin Auf kembali dengan berkalikali lipat.
Itulah teladan dari salah satu orang sukses di
kalangan muslim yang dapat kita jadikan pembelajaran. Setiap manusia memiliki
jalan suksesnya masing-masing, namun cara yang ditempuh manusia tidaklah sama. Jika
kita sudah memiliki contoh orang sukses pilihan Allah, kenapa harus memilih
yang lain?
Wallahu’alam bish shawab
Sumber:
1.
Al-Qur’an dan
Hadits
2.
https://www.lazaba.or.id/mengenal-sosok-abdurrahman-bin-auf/
3.
https://koinworks.com/blog/orang-terkaya-di-dunia/
4.
Google
0 Response to "Sosok Tangan Emas Allah (Menjadi Kaya dengan Matematika Allah)"
Posting Komentar