Hidup Bagai Roller Coaster
…
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar
mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang
beriman (dengan orang-orang kafir) …
(QS:
Ali- Imran (3): 130)
Kehidupan itu ibarat
sebuah perputaran roda. Pergantian siang dan malam menjadi salah satu bukti
kebesaran Allah, bahwa kehidupan dan perasaan manusia akan berubah seiring
berjalannya waktu. Hal itu Allah lakukan agar manusia dapat mengambil pelajaran
serta untuk membedakan antara orang-orang yang beriman dan kafir.
Islam mengajarkan umatnya untuk hidup seimbang
antara memenuhi kebutuhan dunia dan akhirat, antara memenuhi kebutuhan jasmani
dan ruhani, atau antara kebutuhan material dan spiritual. Agar kita
tidak terlalu merasa bahagia saat berada di puncak dan tidak terlalu sedih saat
kehilangan.
Ironisnya, seringkali kita melihat beberapa orang yang
telah Allah berikan kelapangan, namun hidupnya nampak carut marut. Ada yang
masih saja melakukan korupsi meski jabatannya sudah tinggi. Ada yang mengambil
milik orang lain, meski yang ia miliki saat ini sudah lebih dari cukup. Ada yang
mulai sulit beribadah meski tak ada satupun yang cacat dalam dirinya, dan masih
ada banyak lagi contoh lainnya.
Lantas apakah yang menyebabkan kita tidak
pernah merasa cukup dengan apa yang kita miliki? Apakah yang membuat kita
selalu merasa gelisah meski semua yang kebutuhan telah terpenuhi?
Jawabannya adalah keberkahan.
Dalam kehidupan sehari-hari,
kita sering mendengar atau menyebut istilah berkah. Kata berkah ini juga selalu
menjadi doa dan diucapkan untuk mendoakan agar kehidupan orang lain selalu
diberkahi oleh Allah SWT. Tentunya kita ingin hidup kita pun senantiasa dalam
keberkahan. Namun, apa sebenarnya makna berkah itu sendiri?
Definisi
Berkah adalah an nama’ waz ziyadah yakni tumbuh dan bertambah, ini berarti Berkah adalah
kebaikan yang bersumber dari Allah yang ditetapkan terhadap sesuatu sebagaimana
mestinya sehingga apa yang diperoleh dan dimiliki akan selalu berkembang dan
bertambah besar manfaat kebaikannya. Kalau sesuatu yang kita miliki membawa
pengaruh negatif, maka saat itu kita telah kehilangan keberkahan yang diidamkan.
Keberkahan
yang Allah berikan ada dalam berbagai bentuk, misalnya dalam hal ibadah. Ketika
Allah memberikan keberkahan dalam ibadah, maka kita akan senantiasa semangat
saat menjalankan perintah-Nya dan selalu ingin melakukan yang terbaik. Bentuk lainnya
ialah ketika kita selalu merasa cukup dengan apa yang Allah berikan. Selalu merasa
tenang meski dalam kesempitan. Diberikan kesehatan agar bisa menjalankan
aktivitas, memiliki anak-anak yang senantiasa berbakti dan berperangai baik.
Namun
ada hal-hal yang dapat menghalangi turunnya keberkahan dari Allah. Lalu apa saja
yang menyebabkan Allah mencabut keberkahan dalam hidup kita? Dalam artikel kali
ini, penulis telah merangkumnya menjadi 5 faktor.
1.
Melakukan Maksiat
Dari Abu Hurairah,
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba
apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik
hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya
dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam
tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah
sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.” ( HR
Ibnu Majah dan At-Tirmidzi Syaikh Al Bani menshohihkannya).
Kemaksiatan yang
kita lakukan tanpa adanya penyesalan atau melakukan taubat, lambat laun akan
menjadi penghalang turunnya keberkahan dari Allah. Sebab dosa itu akan
menggiring kita menuju kebinasaan tanpa kita sadari.
2.
Tidak Ikhlas dalam Beramal
Rasulullah bersabda Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla tidak akan menerima dari semua jenis
amalan yang murni untuk–Nya dan untuk mencari wajah–Nya.
[HR.An-Nasâ’i, no: 3140. Lihat: Silsilah
Ash-Shahîhah, no: 52; Ahkâmul Janâiz, hlm. 63]
Berbuat baik dan beramal shaleh bukan karena ikhlas,
tapi mengharapkan imbalan dan pujian, dan akhirnya kebaikan dan amal dicabut
keberkahannya. Sebab riya adalah salah satu syirik kecil yang akan
menyebabkan manusia menjadi sombong.
3.
Durhaka Kepada Orang Tua
Rasulullah bersabda "Kehinaan, kehinaan, kehinaan“. Para sahabat bertanya: “siapa wahai Rasulullah?” Nabi menjawab: “Orang yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup ketika mereka sudah tua, baik salah satuya atau keduanya, namun orang tadi tidak masuk surga”_ (HR. Muslim 2551). Orang tua adalah salah satu pintu keberkahan yang Allah titipkan. Melalui ridho orang tua maka Allah akan memberikan keridhoan-Nya.
4.
Kurang Bersyukur
Allah
S.W.T berfirman di dalam surat Al-Qur’an “… Seseungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS: Ibrahim (11): 13).
Ketika
kita tidak pernah merasa cukup atas nikmat yang Allah berikan, maka hal itu akan
jadi penghambat turunnya keberkahan Allah, sebab Allah memberikan kita rezeki
sesuai dengan apa yang kita usahakan.
5.
Berbuat Kerusakan di Bumi
“ …
(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu
teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk
menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang
yang rugi.” (QS: Al-Baqarah (2): 27).
Salah satu hilangnya
keberkahan adalah ketika kita berbuat kerusakan di bumi. Makna dari berbuat
kerusakan di bumi bukan hanya sekadar merusak alam, melainkan menjadi pelaku
kemaksiatan pun merupakan salah satu penyebab rusaknya bumi.
Itulah
beberapa penyebab hilangnya keberkahan dalam hidup kita. Sejatinya tugas kita
sebagai hamba-Nya adalah menyiapkan bekal terbaik untuk perjalanan pulang
menuju kampong akhirat. Impian terbesar dari orang-orang beriman adalah ketika
bisa melihat wajah Allah searaya tersenyum dan menyambut kedatangan kita.
Wallahu’alam
Bishawab
Referensi:
Baca Juga Cintailah Dirimu Sebelum Terlambat
0 Response to "Hidup Bagai Roller Coaster"
Posting Komentar